Visinema Ungkap Tantangan dan Peluang Distribusi Film di JAFF Market 2025

BERITAEVENT

Nafi'ah Mu'azaroh

12/2/20252 min read

Yogyakarta, 30 November 2025 — JAFF (Jogja-NETPAC Asian Film Festival) Market 2025 di Jogja Expo Center kembali menghadirkan sesi diskusi yang padat pengetahuan pada hari kedua, menghadirkan Visinema sebagai pembicara utama. Materi yang dibawakan mengupas strategi distribusi film, mulai dari distribusi lokal, internasional, hingga bagaimana studio independen menavigasi industri yang semakin kompetitif.

Diskusi dibuka dengan penjelasan mengenai peran vital distribusi dalam industri film. Tidak hanya sekadar “menjual film”, distribusi dipaparkan sebagai proses mengantarkan cerita kepada penonton dengan strategi yang terukur, mulai dari penentuan tanggal rilis, negosiasi layar, hingga pemetaan penonton di berbagai wilayah.

Pada sesi ini, tim Visinema membagikan pengalaman mereka dalam proses distribusi film, baik di pasar lokal maupun internasional, serta berbagai tantangan yang dihadapi studio independen. Dalam pemaparannya, Visinema menjelaskan bahwa strategi distribusi menjadi faktor penting untuk menentukan keberhasilan film. Penentuan tanggal rilis, persaingan layar, dan pemetaan penonton menjadi langkah awal yang harus diperhitungkan. Sebagai studio independen yang tidak memiliki jaringan bioskop sendiri, Visinema harus bernegosiasi dan bekerja keras untuk memastikan film mereka mendapat ruang tayang yang cukup.

Salah satu studi kasus yang dibahas adalah film “Mencuri Raden Saleh” dan “Jumbo”. “Jumbo” yang awalnya hanya mendapat 500 layar, berhasil menembus jutaan penonton berkat promosi yang kuat dan respons positif dari publik. Hal ini menunjukkan pentingnya promosi terarah dan kekuatan percakapan di media sosial.

Visinema juga memaparkan peluang distribusi internasional. Beberapa film mereka telah menembus berbagai negara, mulai dari Malaysia, Taiwan, Vietnam, hingga Rusia. Film animasi “Jumbo” bahkan berhasil dijual ke hampir 40 negara. Tim Visinema menjelaskan bahwa pemahaman mengenai genre, tren pasar, serta kebutuhan tiap wilayah menjadi kunci untuk menjangkau pasar global.

Sesi ini berlangsung interaktif dengan banyak pertanyaan dari peserta mengenai strategi menghadapi keterbatasan layar, cara masuk ke pasar internasional, dan tantangan distribusi di Indonesia.

“Genre menjadi faktor besar. Drama bisa sukses di Indonesia, tapi belum tentu diterima pasar internasional. Pemahaman karakter penonton global sangat penting,” jelas Mia Santosa.

JAFF Market 2025 menjadi ruang belajar yang bermanfaat bagi para sineas muda, komunitas film, dan peserta yang ingin memahami bagaimana sebuah film bergerak dari tahap produksi hingga sampai ke layar penonton. Kehadiran Visinema memberikan wawasan baru tentang dunia distribusi yang selama ini jarang dibahas namun memegang peran vital dalam industri film.

Reporter: Nafi'ah Mu'azaroh

Editor: Nafi'ah Mu'azaroh